Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 2025 ini, Maulid jatuh pada 5 September, menjadi momen istimewa bagi umat Muslim Indonesia untuk mengekspresikan cinta kepada Rasulullah dengan cara yang penuh warna dan makna.

Indonesia, dengan keragaman budaya dan tradisi, memiliki cara unik dalam menyambut Maulid Nabi. Bukan sekadar perayaan spiritual, tapi juga menjadi ajang mempererat persaudaraan dan melestarikan budaya Islam Nusantara.


Tradisi Maulid di Berbagai Daerah Indonesia
  1. Grebeg Maulid – Yogyakarta & Surakarta
    Di Keraton Yogyakarta dan Surakarta, Maulid disambut dengan Grebeg Maulid. Gunungan berisi hasil bumi diarak menuju masjid, lalu diperebutkan masyarakat sebagai simbol berkah.

  2. Muludan Cirebon – Jawa Barat
    Di Cirebon, perayaan Maulid dikenal dengan istilah Muludan. Tradisi ini ditandai dengan ziarah, doa bersama, hingga pembacaan kisah kelahiran Nabi.

  3. Maudu Lompoa – Sulawesi Selatan
    Komunitas Bugis menyambut Maulid dengan Maudu Lompoa, yaitu pesta rakyat yang menyajikan perahu berisi makanan untuk dibagikan kepada masyarakat.

  4. Perayaan di Pesantren – Jawa & Madura
    Banyak pesantren di Nusantara menyambut Maulid dengan pembacaan shalawat, Barzanji, dan pengajian akbar yang dihadiri ribuan jamaah.

  5. Tabuik – Sumatra Barat
    Di Pariaman, Sumatra Barat, masyarakat memperingati Maulid sekaligus mengenang sejarah Islam dengan tradisi Tabuik—sebuah perayaan budaya bernuansa Islam yang meriah.


Makna Spiritual di Balik Tradisi

Tradisi Maulid di Indonesia bukan hanya soal keramaian, tetapi juga sarana menumbuhkan cinta kepada Rasulullah, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan menjaga kearifan lokal.

Dengan tradisi ini, nilai spiritual Islam dipadukan dengan budaya Nusantara, menjadikan peringatan Maulid bukan sekadar ritual, melainkan juga identitas kebersamaan umat Muslim Indonesia.


Refleksi Maulid Nabi 2025

Di tengah era modern, peringatan Maulid tetap relevan. Bukan hanya untuk mengenang sejarah kelahiran Rasulullah, tetapi juga menghidupkan kembali ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari: kesederhanaan, kejujuran, kepedulian, dan kasih sayang sesama manusia.

Dengan semangat Maulid, diharapkan masyarakat Indonesia terus menjaga harmoni antara iman dan budaya, sehingga tradisi tetap hidup tanpa kehilangan makna spiritualnya.